MOTOR STARTER
Sejak tahun 1949 NIPPONDENSO telah memproduksi beberapa jenis dan ukuran starter untuk berbagai jenis mein .dari mesin mesin bensin kecil sampai mesin alat alat berat. Starter NIPPONDENSO dapat di kelompokkan menjadi 2 type (sesuai dengan mekanisme pnghubung pinion ) :
1.TYPE KONVENSIONAL
TYPE F dan G
2. TYPE REDUKSI
TYPE R
TYPE KONVENSIONAL
Starter NIPPONDENSO tipe konvensional di kelompokkan sbb ; Gbr 1-1
TYPE REDUKSI
Starter NIPPONDENSO typeReduksi di kelompokkan sebagai berikut ; Gbr 1-2
STARTER TYPE KONVENSIONAL
Gambaran umum
Setarter jenis ini banyak di pakai pada mobil ,hanya pinion dan overrunning clutch yang di geser oleh tuas /drive lever ( di gerakkan oleh solenoid ) sehingga bertaut degan ring gear.
GBR 3-1 ;
YOKE ASSY
Yoke assy terdiri dari ; yoke core , pole core , field coil dan brush ( + ). field coil di pasang pada setiap kutub ( pole ) dengan menggunakan lempeng kabel tembaga dan di isolasi satu dengan yang lainnya serta terhadap core yang di hubungkan secara seri dengan gulungan armature melalui brush.
pole core berfungsi untuk menopang field coil dan berfungsi untuk memperkuat medan . magnet yang di hasilkan oleh field coil . pada umumnya setiap motor starter memiliki 4 buah pole core yang di ikat pada yoke core ( body starter ) dengan skrup.
GBR 3-2.
ALMATURE ASSY
Almature assy terdiri dari ; almature shaft , helical spline , armature winding ,almature core dan komutator. Secara umum almature berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energy mekanik ( gerak putar )
Almature core merupakan sebatang besi yang berbentuk sylinder bercelah yang berfungsi sebagai inti besi dari coil
almature .
Almature shaft bertumpu pada 2 atau 3 bearing brush.
Helical splines di buat pada poros untuk memungkinkan overrunning . clutch bergeser secara halus saat bertaut dengan ring gear.
Loops / gulungan armature terletak pada core dan di isolasi satu dengan yang lainnya dan ujung ujung nya di hubungkan ke segment –segment comulator.
GBR 3-3.
OVERRUNING CLUTCH ASSY
OC. di gunakan untuk meneruskan torsi putaran armature ke-ring gear mesin.
OC. Memungkinkan pinion berputar lebih cepat dari almature setelah mesin di start. Mencegah kerusakan armature akibat gaya senti fugal pada kecepatan tinggi.
Overruning clutch terdiri dari ;
Driving member yang di hubungkan dengan spline tube
Driven member yang di hubungkan pada pinion.
Clutch splings
Cylindrical rollers.
GBR 3-4.
Ada 5 atau lebih roller antara driven dan driving member , rollers ini terletak pada lubang atau celah. Permukaan luar dari celah ini sedikit miring dan tirus (tapered ) setiap rollers di dorong kea rah bagian tirus dari celahnya oleh sebuah coil spring kecil.
GBR 3-5.
Bila auter barrel berputar kea rah jarum jam maka roller akan menekan dan menyatukan antara outer barrel dan inner barrel sehingga outer barrel dan inner barrel berputar dalam arah yang sama . keadaan demikian di sebabkan karena roller di tekan oleh spring dan putaran outer barrel.
GBR 3-6.
Apabila mesin telah hidup maka pinion akan berputar lebih cepat dari outer barrel. Akibatnya akan memindahkan roller dari posisi semula hingga memungkinkan outer berputar bebas dari inner barrel. Dengan demikian putaran pinion akibat putaran ring gear tidak di teruskan ke armature .
GBR 37
.
MAGNETIC SWITCH ASSY
Magnetic switch terdiri dari ;Selenoid , Inti magnet , plunger . ( inti gerak ). Return spring , kontak dan terminal . Selenoid terdiri dari 2 coil yaitu ; pull in coil ( penarik ) dan hold in coil ( penahan ) yang berfungsi untuk menggerakkan pinion sehingga bertaut dengan engine ring gear dengan cara menarik dan menahan plunger.
GBR 3-8.
Saat starting switch ( SS ) di tutup ( on ) . pada saat starting switch di tutup seperti pada gambar aliran arus yang terjadi adalah ;
GBR 3-9.
Gaya magnetic yang di hasilkan oleh pull in dan hold in coil akan menarik plunger sehingga tuas penggerak akan menggeser pinion maju kea rah ring gear.
GBR 3-30
Saat main switch tertutup.
Pada saat main switch tertutup pull in coil di non aktifkan dengan mem bypass MT ke C . Arus listrik mengalir se arah dengan panah dan starter memulai memutar engine.
Pada saat ini plunger di pertahankan pada posisi tertarik oleh gaya magnet dari hold in coil.Saat starting switch di lepas.
Pada saat SS terbuka da MS tertutup arus mengalir dengan arah yang di tunjukkan anak panah ,
GBR 3-11
B------------.> MS ----------->. PC ----------.> HC ----------> E
Di bandingkan dengan gambar 3-10 arus sekarang mengalir melalui PC dan HC dengan arah yang sama (kemagnitannya saling melemahkan ) sehingga menyebabkan gaya magnetic pada HC berkurang, kemudian MS terbuka dan plunger kembali ke posisi semula dengan bantuan return spring.
DRIVE END FRAME
Satu bagian dari drive end frame menutup overrunning clutch dan drive lever yang berfungsi memberikan perlindungan dari debu dan udara korosif. Oilless bush dipress ( rapat ) pada drive end frame sehingga memberikan interval service yang lama.
GBR 3-12
.
REAR END FRAME
Oilless bush juga di pres fit ( rapat ) pada rear end frame. Grease di tambahkan pada cover belakang untuk melumasi brake spring.
GBR 3-13
DRIVE LEVER
Drive lever ( tempat di pasangnya drive spring ) di hubungkan dengan sambungan penggeser ( shifh linkage ) untuk menghasilkan pertautan pinion dengan ring gear yang halus dan efisien (lihat gbr .3-14 A)
Saat starting switch di tutup gbr 3-14 ( B ) plunger akan tertarik ,sehingga secara bersamaan menggeser pinion maju kea rah ring gear. Pada kondisi ini walaupun pinion tidak masuk tepat ke ring gear plunger akan tetap tertarik sampai main contact tertutup. Gbr.3-14 (C). Sat main contact tertutup armature mulai berputar . Akibatnya pinion masuk ke ring gear . Jadi drive lever dan spring menghasilkan gerakan masuk ( pertautan ) yang halus dan efisien.
GBR 3-14 A
GBR 3-14B
GBR 3-14C
PEMBONGKARAN
Gambar berikut memperlihatkan bagian –bagian komponen dari starter type Konvensional
Gbr 3-15
starter type Konvensional ; Gbr 3-16
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto;">
Pembongkaran motor starter
Armature short circuit test
Tempatkan armature pada growler tester dan pegang gergaji dengan mata gergaji menghadap armature dan putar armature perlahan lahan ,bila ada hubungan singkat maka gergaji bergetar dan tertarik ke armature .armature yang terhubung singkat harus diganti atau di perbaiki.
Pemeriksaan permukaan komutator
Periksa permukaan komutator yang sering menyebabkan hubungan terbuka dan perbaiki dengan meratakan memakai amplas halus #400 atau sejenisnya jika di pandang perlu.
Test run out komutator
Periksa seperti gbr.3-30 batas penggantian ;>04mm. bila mencapai batas limit, perbaiki atau ganti
Test pentahanan gulungan armature
Dengan menggunakan tester ,hubungkan satu probe ke komutator dan probe yang lain ke armature core kondisi ini harus tidak ada hubungan, jika ada hubungan berarti gulungan armature tertanahkan berhubungan dengan massa sehingga harus dig anti.
Pengukuran dia meter luar komutator
Pengukuran kedalaman segment mica.Periksa kedalaman segment mica batas penggantian ;< 0,2 mm.
Kerenggangan antara bush dan armature shaft
Front end bush dan armature shaft
Rear end bush dan armature shaft
Batas pengukuran ; (A – B ) > 0,2 mm.
Penggantian bush
Ganti
bush seperti gbr. 3-35
Ganti bush dengan yang baru seperti gbr.3-36
Catatan ; Saat ganti bush ,kerenggangan antara shaft dan bush sekitar 0,05 mm, dan beri grease sesui anjuran.
YOKE
Dengan menggunakan tester , hubungkan probe seperti gbr.3-37 . harus berhubungan
.
Ada 2 jenis pentanahan ( earth )
Armature Earth
Field Earth
BRUSH DAN BRUSH HOLDER
Panjang brush
Batas penggantian ; < 2/3 dari panjang brush baru, atau ;
Periksa Brush Spring dari kerusakan atau kotor ganti bila perlu
Periksa kemampuan Isolasi Brush holder
Menggunakan tester ,hubungkan satu probe ke plate brush holder
Harus tidak ada hubungan, jika terhubung ganti
TEST OVERRUNING CLUTCH
Periksa apakah overrunning clutch berputar bebas pada arah putaran starter dan terkunci
Pada arah kebalikannya.
TEST MAGNETIC SWITCH
Dalam melaksanakan test kerja dari magnetic switch ,harus melepas field conector dan memberikan tegangan yang sesuai.
Untuk menjaga agar terhindar dari kemungkinan terbakar maka waktu pengetesan berkisar 3 – 5 detik
Untuk mempermudah penjelasan di bawah ini di artikan beberapa singkatan ;
MT------------- Main Terminal
Untuk penempatkan main cable dari battery,biasa di sebut MT terminal
C -------------- C -Terminal penempatan Lead wire dari fiel coil
50 ------------- 50- Terminal Untuk penempatan
lead wire dari starting switch.
PULL –IN TEST
Sambungan kabel seperti gambar .3-41. Saat aliran listrik dari battery tersambung.
Pinion harus bergerak keluar.
HOL –IN TEST
Dengan kondisi yang sama pada pull –in test , lepas C –terminal
Pinion akan tetap dalam kondisi bergerak keluar.
Gbr.3-42
RETURN TEST
Dengan kondisi sama seperti hold –in test, lepas C –terminal dan lepas 50 –terminal .
Pinion harus kemali ke posisi awal.
Perakitan ulang motor starter PELUMASAN
Sebelum di rakit ulang , lumasi dengan pelumas yang sesuai pada bagian –bagian seperti berikut ( warna hitam ) ;
Gbr 3-44.
Hal yang harus di perhatikan saat perakitan ulang
Pemasangan SNAP RING
Setelah memasang stop collar yang baru pada armature shaft.masukkan snap ring ke dalam armature shaft . pastikan snap ring terpasang dengan benar.
Ketoklah pinion untuk menyisipkan stop collar di atas/luar snap ring.
Dengan penekan ,tepatkan stop collar dengan menekannya pada dua atau tiga tempat.
Gbr 3-45.
Pemasangan BRUSH
( Type Heavy duty ) -------Saat memasang brush ,belitkan kawat penghantarnya.
Gbr 3-46
.
( Type Linght duty ) -------Pasang brush negatip ke brush holder dan brush positif ke brush holder positif. pastikan kawat penghantar brush positip tidak menyentuh ground / badan starter.
Gbr 3-47
.
3-48.
Pemasangan DRIVE LEVER
Pasang drive lever seperti di tunjukkan pada gambar .3-49.
Test unjuk kerja
Test berikut ini harus di lakukan setelah menyetel ( memasang ) kembali motor starter. jika peralatan yang di perlukan tidak tersedia . cukup di lakukan test tanpa beban . ( no-load-test )
No load test
Jepit starter dengan ragum dan gunakan battery dan ammeter yang bagus. Hubungkan starter seperti rangkaian gbr 3-50. Starter akan bergerak halus dan segera berputar cepat setelah pinion meloncat maju dan ammeter menunjukkan harga kurang dari arus yang di spesifikasikan .
Gbr 3-50
Load test
Baca nilai pada amper meter dan volt meter saat starter di beri beban . amper meter selalu menunjukkan nilai di bawah nilai arus yang di spesifikasikan.
Gbr 3-51
Lock torque test
Baca nilai torsi meter dan amper meter saat tachometer pada harga (0 ) rpm, setelah pemberian beban .torsi meter harus menunjukkan nilai di atas spesifikasi dan ammeter kurang dari arus spesifikasi.
Gbr 3-52
Diagram rangkaian starter Heavt duty saat starting switch di tutup aliran arusnya sebagai berikut ;
Arus yang besar tidak mengalir ke field coil karena main terminal tidak tertutup .lilitan shunt di pararel dengan lilitan medan sehingga putaran armature pelan ( arus yang mengalir ke armature kecil ).sehingga saat switch starter tertutup lompatan plunger dan putaran starter pelan . Starter type heavy duty tidak punya drive lever spring .pinion akan memutar mesin setelah benar benar masuk ke ring gear
.
.Relay Starter
Relay starter untuk melindungi starter switch . karena magnetic switch ini lebih besar dari type konvensional sehingga memerlukan arus yang besar untuk mengoperasikannya
.